Sabtu, 26 September 2009

Kegagalan Proyek Teknologi Informatika

RESIKO PROYEK TEKNOLOGI INFORMATIKA

Mengapa Proyek TI Gagal ? 



Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Itulah peribahasa yang seringkali terdengar. Dengan peribahasa semacam itu, diharapkan bisa berbesar hati menerima pil pahit atas kegagalan yang dialami. Tapi bagaimana bila ketidaksuksesan itu berwujud gagalnya suatu proyek teknologi informasi (TI) yang telah memakan biaya puluhan juta atau ratusan juta bahkan miliaran rupiah?


Sejauh ini, pada umumnya tingkat keberhasilan proyek TI masih rendah. Merujuk survey pertengahan tahun 1990-an lalu, hanya sekitar 10% proyek pengembangan software yang diselesaikan sesuai dengan budget dan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Data lain dari Standish Group Study (CHAOS) menemukan bahwa pada 1995 hanya 16,2% proyek TI yang sukses, sementara lebih dari 31% proyek TI dibatalkan sebelum proyek rampung. Belum lagi, banyak ditemukan proyek TI yang mengalami pembengkakan cost. Bila disimak, salah-satu pemicu kegagalan proyek TI adalah dilupakannya IT project management – atau manajemen proyek TI.



Tapi ironisnya, kegagalan implementasi TI sering kali ditutup-tutupi atau dikesampingkan oleh pihak internal perusahaan/organisasi. Hal tersebut dikarenakan :


ingin menutupi kesalahan pengambilan keputusan,

menyalahkan teknologi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan,

tidak tahu ukuran keberhasilannya, karena awam terhadap TI dan atau manajemen TI,

tidak mampu berbuat banyak, karena sudah mengeluarkan uang, namun tidak menguasai/mampu memperbaiki TI/proyek itu sendiri.



Banyak hal yang bisa membuat sebuah proyek TI gagal. Gagal juga bisa dalam berbagai tingkatan.


Jika ditanya apa saja penyebab gagalnya sebuah proyek TI, maka menurut http://www.projectperfect.com.au/info_it_projects_fail.php secara umum bisa dikategorikan sebagai berikut:


Perencanaan yang buruk

Ruang lingkup proyek tidak Jelas
Berubahnya spesifikasi kebutuhan ditengah-tengah jalannya proyek

Jangka waktu implementasi yang tidak realistis

Kurangnya dukungan manajeman dan keterlibatan user

Gagalnya komunikasi antar anggota tim

Keahlian SDM yang tidak memadai




Dari kasus-kasus yang sudah terjadi hampir dari semua kegagalan disebabkan oleh IT project management atau manajemen proyek TI yang buruk.Manajemen proyek TI acapkali terlewatkan atau belum dijalankan dengan baik manakala dilakukan suatu proyek TI. 



Ambil contoh. Masih ingat dengan Siskomdagri (Sistem Komunikasi Departemen Dalam Negeri) yang diluncurkan sekitar 1995-an lalu? Meski didukung dana miliaran rupiah, proyek yang cukup prestisius di era Presiden Soeharto itu, terbengkalai alias mubazir. Salah-satu faktor kegagalan proyek itu, tidak dilaksanakannya manajemen proyek TI dengan tepat, bahwa masih banyak pelaksanaan manajemen proyek TI termasuk implementasi e-government, belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan berbagai faktor. Faktor pertama, adalah kebijaksanaan yang berubah-ubah. Faktor kedua, pada umumnya TI atau e-government belum dimasukkan dalam rencana strategis, visi, dan misi gubernur atau bupati/walikota. Imbasnya, hingga kini manajemen proyek TI belum dilaksanakan sesuai rancangan atau belum ada cetak birunya. Kalau ada yang sudah melaksanakannya, masih bersifat parsial dan belum terintegrasi dengan baik.



Oleh karena itu manajemen proyek TI yang baik, sangat berperan penting dalam mewujudkan suatu Proyek TI yang sukses.

Faktor Kegagalan Proyek TI 

Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap studi kelayakan proyek agar risiko kegagalan seperti itu di kemudian hari dapat dikurangi dengan memperbaiki project managementnya. 




Proyek yang baik adalah proyek yang harus memperhatikan kemampuan/kapasitas alat, kemampuan manusianya, informasi dan pengelolaan yaitu dengan memperhatikan kemampuan dari semua itu, mulai dari alat, maintenance, hasil produksi sampai dengan pengelolaan nya. Sehingga dengan demikian proyek akan terselesaikan dengan baik dan unik. Contohnya : Pengelolaan TI dengan software monitoring dan mendata teknologi.




Dalam pengerjaan proyek, resiko apapun dapat timbul, hal ini dikarenakan adanya factor internal dan eksternal. Factor internalnya adalah perencanaan konsep proyek yang kurang matang,sedangkan faktor eksternal lingkungan mempengaruhi kondisi dan menimbulkan dampak bagi pelaksanaan proyek. faktor eksternal ini adalah faktor yang sulit untuk dikendalikan.




3 komentar: